Apakah kamu pernah mengalami kejadian tidur sambil berjalan, mimpi buruk, maupun kebingungan saat terbangun? Nah, berbagai kondisi tersebut merupakan beberapa bentuk dari gangguan tidur parasomnia.
Seseorang yang mengalami parasomnia akan memiliki kondisi yang tidak normal selama tidur. Kondisi ini bisa saja membahayakan diri sendiri loh! Makanya, yuk kita kenali lebih dalam tentang jenis gangguan tidur yang satu ini!
Pengertian Parasomnia
Parasomnia adalah gangguan tidur yang bisa terjadi dalam fase non rapid eye movement (NREM) maupun rapid eye movement (REM). Parasomnia lebih sering terjadi pada anak-anak dibandingkan orang dewasa.
Penderita parasomnia bisa mengalami berbagai kejadian yang tidak menyenangkan saat akan tidur, selama tidur, maupun ketika bangun tidur. Berbagai gangguan tersebut bisa melibatkan gerakan fisik, perilaku, emosi, sudut pandang, hingga terbawa menjadi mimpi buruk.
Penyebab Parasomnia

Gangguan tidur parasomnia diperkirakan dialami oleh sekitar 10% penduduk Amerika. Sementara itu, belum ada data yang menunjukkan angka penderita parasomnia di Indonesia. Apa penyebab parasomnia? Gangguan tidur ini bisa dipicu oleh berbagai hal, seperti:
- Faktor genetik
- Mengalami gangguan medis seperti narkolepsi atau rasa kantuk yang berlebihan di siang hari, tumor otak, serta multiple sclerosis.
- Masalah terkait tidur lainnya, seperti kurang tidur.
- Masalah psikologi seperti stress, cemas, depresi, atau post-traumatic stress disorder (PTSD).
- Penggunaan alkohol atau obat penenang lainnya.
- Demam
Sebuah penelitian systematic review yang dilakukan oleh Waters, mengatakan bahwa gangguan tidur ini memiliki keterkaitan dengan gangguan mental lain, seperti:
- 39% parasomnia terkait dengan mimpi buruk,
- 22% terkait dengan sleep paralysis,
- 10% terkait dengan gangguan makan,
- 8,5% terkait dengan somnabulisme atau tidur sambil berjalan,
- 4% terkait dengan parasomnia tipe REM
Jenis dan Gejala Parasomnia

Sebenarnya, gejala parasomnia bisa berbeda-beda, tergantung dengan jenis parasomnia yang dialami. Nah, berikut ini jenis-jenis parasomnia dan gejala yang ditunjukkan:
1. Parasomnia Non Rapid Eye Movement (NREM)
Yaitu parasomnia yang terjadi saat mulai terlelap hingga tidur nyenyak. Beberapa jenis parasomnia NREM yaitu sebagai berikut:
- Confusional arousals, terjadi ketika setengah sadar yang ditunjukkan dengan kebingungan dan kesulitan untuk memahami ketika diajak berbicara.
- Sleepwalking atau tidur sambil berjalan. Saat mengalami hal ini, bisa saja penderita parasomnia membuka mata, namun tidak sadar dengan kondisi sekitar.
- Night terror, yang menyebabkan penderitanya menjerit, menangis, jantung berdetak cepat, napas terengah-engah, serta berkeringat. Orang yang mengalami night terror dapat terbangun secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas.
- Sleep sex yang terjadi ketika melakukan hal yang tidak normal, seperti masturbasi sambil tidur, penetrasi, atau bersuara seolah-olah sedang melakukan hubungan seksual.
2. Parasomnia Rapid Eye Movement (REM)
Jenis parasomnia ini terjadi dalam fase REM, yang ditandai dengan detak jantung yang semakin cepat dan tekanan darah meningkat. Kita juga bermimpi di fase ini.
Beberapa jenis parasomnia REM yaitu:
- Recurrent isolated sleep paralysis atau yang biasa disebut dengan ketindihan yang ditandai dengan sulit bergerak meskipun sudah terbangun.
- REM sleep behavior disorder (RSBD) yang ditandai dengan kegiatan berbicara, atau membuat gerakan agresif saat tidur seperti menendang atau meninju. RSBD rentan terjadi pada penderita penyakit neurodegeneratif seperti stroke, parkinson, atatu lewy body dementia.
- Nightmare disorder, yaitu mimpi buruk yang terasa begitu nyata hingga kita bisa mengingat secara detail. Biasanya, gangguan ini dialami saat merasa stress, lelah, sakit, maupun karena pengaruh penggunaan alkohol.
Sebagai informasi tambahan, terkait parasomnia, ada juga yang namanya tidur seperti ketindihan, kamu bisa baca penjelasan lengkapnya di artikel kenapa sering ketindihan saat tidur.
Penanganan Parasomnia
Apakah parasomnia berbahaya? Beberapa kasus parasomnia yang cukup ekstrem bisa menyebabkan kehilangan nyawa. Pasalnya, beberapa orang bisa melakukan tindakan yang berbahaya dalam kondisi tidur tanpa disadari.
Makanya, kita perlu melakukan tindakan penanganan parasomnia sebagai berikut:
1. Menggunakan Obat
Dokter akan memeriksa dan mendiagnosis kondisi pasien yang diduga menderita parasomnia. Pemeriksaan tersebut meliputi pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan termasuk faktor genetik, serta sleep study.
Setelah mendapatkan hasilnya, dokter akan memberikan beberapa jenis obat seperti topiramate, antidepresan, aginis dopamin, melatonin, atau clonazepam.
2. Terapi
Metode ini diberikan lantaran gangguan tidur parasomnia memiliki keterkaitan dengan gangguan mental. Dokter biasanya akan menyarankan penderita parasomnia untuk melakukan terapi perilaku kognitif seperti hipnosis, relaksasi, maupun psikoterapi.
3. Mengubah Kebiasaan
Tentu saja kedua jenis penanganan tersebut harus didukung dengan kebiasaan hidup yang baik. Kamu bisa menangani parasomnia dengan tidur cukup dan berkualitas, menerapkan sleep hygiene, dan menjauhkan lingkungan tidur dari benda-benda yang berbahaya.
Gangguan Tidur Lainnya
Selain Parasomnia, gangguan tidur yang paling sering dialami yaitu Insomnia, yuk ketahui juga mengenai gangguan tidur tersebut:
Obat Susah Tidur Alami
Untukmu yang sering susah tidur atau insomnia, sekarang tidak perlu khawatir lagi ya. Kamu bisa mengonsumsi Produk Madu Herbal DIPSLIPY untuk mengatasinya.
Produk BPOM
Tersertifikasi Halal MUI
Aman Dikonsumsi

Nah, itu dia artikel mengenai parasomnia adalah?. Jika kamu mulai merasakan berbagai gejala dan tanda di atas, sebaiknya kamu segera periksa ke dokter agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat.