Apakah Antibiotik Bikin Ngantuk? Ini Penjelasan dan Efek Sampingnya

Apakah Antibiotik Bikin Ngantuk

Apakah Antibiotik Bikin Ngantuk? – Sebagian orang mengalami rasa ngantuk setelah minum antibiotik, lalua apakah antibiotik benar-benar memiliki kemampuan untuk membuat kita merasa ngantuk? Ini adalah salah satu misteri kecil yang mungkin pernah kita alami, dan kali ini kita akan membahasnya.

Ketika sebagian besar orang meresepkan atau mengonsumsi antibiotik, fokus utama adalah mengatasi infeksi yang sedang berlangsung.

Bukan rahasia lagi bahwa antibiotik dapat memiliki dampak yang signifikan pada tubuh.

Apa Itu Antibiotik?

antibiotik yang bikin ngantuk

Antibiotik merupakan kelompok obat yang dirancang untuk melawan infeksi bakteri dalam tubuh kita. Obat ini tidak berfungsi untuk infeksi yang disebabkan oleh virus. Mereka bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan atau membunuh bakteri penyebab infeksi.

Melansir dari laman Healthline, yang menyatakan bahwa beberapa infeksi yang umum diobati dengan antibiotik termasuk bronkitis, pneumonia, dan infeksi saluran kemih.

Namun, obat ini sebaiknya tidak digunakan secara sembarangan. Hal ini dapat meningkatkan risiko kekebalan terhadap antibiotik sendiri atau yang kita kenal sebagai resistensi.

Sehingga, antibiotik hanya bisa kita gunakan berdasarkan resep dari dokter.

Apakah Antibiotik Bikin Ngantuk?

Beberapa orang mungkin merasa sedikit lelah atau mengantuk setelah mengonsumsi antibiotik.

Sampai saat ini, beberapa penelitian belum mengetahui secara pasti mengapa hal itu terjadi. Karenanya, efek ini tidak umum terjadi dan cenderung bervariasi antara individu satu dengan yang lainnya.

Beberapa alasan potensial mengapa setelah konsumsi antibiotik tubuh terasa mengantuk yaitu karena adanya reaksi sistem kekebalan tubuh yang dapat mengakibatkan rasa lelah atau lesu. Sehingga, tubuh merasa perlu beristirahat lebih banyak untuk melawan infeksi.

Pada beberapa antibiotik juga memengaruhi sistem pencernaan yang dapat memengaruhi penyerapan nutrisi, sehingga dapat memengaruhi tingkat energi seseorang dan memicu munculnya rasa kantuk.

Misalnya, beberapa antibiotik seperti fluoroquinolone telah dikaitkan dengan risiko efek samping yang dapat mencakup kelelahan dan perasaan kantuk.

Baca Juga: Tidur Setelah Makan, Bolehkah?

Efek Samping Antibiotik

Antibiotik dapat menyebabkan efek samping, mulai dari efek samping ringan, berat, hingga mengancam nyawa. Melansir dari laman Healthline, yang menyatakan bahwa beberapa efek samping antibiotik yang umum terjadi, antara lain adalah:

1. Sakit Perut

Umumnya, terdapat banyak antibiotik yang menyebabkan efek samping sakit perut atau gastrointestinal lainnya. Gejala tersebut meliputi:

  • Mual
  • Muntah
  • Kram
  • Diare

Beberapa jenis antibiotik makrolida, sefalosporin, penisilin, dan fluorokuinolon dapat menyebabkan efek samping yang lebih sakit dibandingkan antibiotik lainnya.

2. Fotosensitivitas

Antibiotik seperti tetrasiklin, dapat membuat tubuh menjadi lebih sensitive terhadap cahaya, yang membuat cahaya tampak lebih terang di mata kalian. Hal ini juga dapat membuat kulit menjadi lebih rentan terhadap sengatan matahari.

3. Infeksi Jamur

Fungsi antibiotik adalah untuk membunuh bakteri berbahaya.

Namun, antibiotik dapat menurunkan jumlah bakteri baik, Lactobacillus pada vagina. Bakteri tersebut dapat membantu mengendalikan jamur alami yang disebut Candida.

Apabila keseimbangan alami ini terganggu, infeksi jamur dapat terjadi, sehingga bisa menyebabkan gejala:

  • Vagina gatal
  • Rasa seperti terbakar saat buang air kecil atau berhubungan seks
  • Bengkak di sekitar vagina
  • Rasa sakit saat berhubungan seks
  • Kemerahan
  • Ruam

4. Perubahan Warna Gigi

Antibiotik berjenis tetracyclin dan doxycycline dapat menyebabkan efek samping seperti noda gigi permanen pada anak yang giginya masih dalam masa pertumbuhan.

Efek samping ini kebanyakan terjadi pada anak-anak yang berusia kurang dari 8 tahun.

Melansir dari laman Healthline, yang menyatakan bahwa beberapa efek samping utama yang serius, meliputi:

5. Reaksi Darah

Beberapa antibiotik dapat menyebabkan perubahan pada darah kalian. Misalnya leukopenia dan penurunan jumlah sel darah putih.

Perubahan lainnya yang dapat terjadi adalah trombositopenia, rendahnya tingkat trombosit. Hal ini dapat menyebabkan pendarahan, memar dan memperlambat pembekuan darah.

*Antibiotik jenis beta laktam dan sulfamethoxazole lebih sering menyebabkan efek samping tersebut.

6. Masalah Jantung

Antibiotik dapat menyebabkan gangguan pada jantung, seperti tekanan darah rendah atau detak jantung yang tidak teratur. Meskipun hal tersebut adalah kasus yang jarang terjadi.

Antibiotik yang paling sering dikaitkan dengan efek samping ini adalah erythromycin dan beberapa fluorokuinolon seperti ciprofloxacin.

7. Tendinitis

Tendinitis merupakan iritasi atau peradangan yang terjadi pada tendon yang bisa terjadi akibat efek samping antibiotik.

Tendon merupakan jaringan yang menempelkan tulang ke otot dan dapat ditemukan di seluruh tubuh kita. Antibiotik seperti ciprofloxacin telah dilaporkan menjadi penyebab dari tendinitis atau iritasi pada tendon.

Namun, pada beberapa orang dengan kondisi seperti berikut ini lebh berisiko mengalami efek samping tersebut:

  • Memiliki gagal ginjal
  • Pernah menjalani transplantasi jantung, ginjal atau paru-paru
  • Pernah mengalami masalah tendon sebelumnya
  • Sedang dalam konsumsi obat steroid
  • Berusia lebih dari 60 tahun

Artikel Terkait: Kandungan Obat yang Bikin Ngantuk.

Cara Menghilangkan Efek Samping Antibiotik

Melansir dari beberapa sumber, terdapat metode yang dapat mengurangi atau menghilangkan efek samping antibiotik, antara lain:

1. Konsumsi Antibiotik Bersama Makanan

Penelitian telah menunjukkan bahwa mengonsumsi antibiotik bersama makanan dapat membantu mengurangi efek samping pencernaan seperti mual, muntah, atau diare.

Makanan dapat membantu melapisi lambung dan menyeimbangkan tingkat asam, sehingga mengurangi ketidaknyamanan.

Studi ilmiah telah menunjukkan bahwa mengonsumsi prebiotik selama pengobatan antibiotik dapat membantu menjaga keseimbangan flora usus, seperti gandum, pisang atau bawang putih dan bwang merah.

Melansir dari laman Medical News Today, yang menyatakan bahwa mengonsumsi makanan prebiotik selepas mengonsumsi antibiotik dapat meredakan efek samping mual dan diare.

Antibiotik dapat mengganggu bakteri baik dalam usus, yang dapat menyebabkan diare atau masalah pencernaan lainnya. Prebiotik mengandung bakteri baik yang dapat membantu mengembalikan keseimbangan ini.

2. Hindari Konsumsi Alkohol

Penelitian menunjukkan bahwa alkohol dapat berinteraksi dengan beberapa jenis antibiotik dan meningkatkan risiko efek samping seperti mual, muntah, dan nyeri perut.

Oleh karena itu, selama pengobatan antibiotik, sebaiknya hindari konsumsi alkohol sepenuhnya.

3. Ikuti Petunjuk Dokter

Mengikuti petunjuk dokter dengan cermat saat konsumsi antibiotik sangatlah penting. Ini termasuk mengonsumsi antibiotik sesuai dengan dosis yang diresepkan dan menghabiskan seluruh resep, bahkan jika kamu merasa lebih baik sebelumnya.

Hal itu sangat penting karena menghentikan pengobatan terlalu dini dapat menyebabkan resistensi bakteri terhadap antibiotik.

Nah, itulah tadi beberapa informasi terkait Apakah Antibiotik Bikin Ngantuk dan efek samping serta cara menghilangkan efek sampingnya.

Yang terpenting, jika kalian merasa bahwa efek samping antibiotik mengganggu aktivitas harian, segera konsultasikan dengan tenaga medis profesional agar segera mendapat penanganan yang sesuai.

Baca Juga Artikel Lainnya: Posisi Tidur Saat Nyeri Dada Kanan.

Nantikan terus, informasi dan tips-tips selanjutnya di website ini ya. Jangan lupa, untuk bagikan ke media sosial yang kamu punya ya, bestie.

Bagikan ke:
Photo of author

Dian Malam Sari

Tinggalkan komentar